Solo Travelling Pertama Kali ke Bali! Part 9
Pagi ini, aku memasak sarapan untuk orang rumah. Karena bahan yang ada, hanya bahan untuk spagheti, jadinya untuk sarapan kali ini aku memasak spaghetti bolognese.
Sebelum masak sarapan, aku juga menemani nenekku ke pasar. Letak pasar dengan rumah cukup dekat, tapi sayangnya tidak ada jalan pintas jadi agak muter gitu jalannya. Biasanya nenekku pergi ke pasar pagi hari tapi kali ini agak siang, jam 7an, karena aku bangunnya agak telat. Hehe maaf yaa padahal udah bilang dari kemarin mau ke pasar dulu pagi-pagi.
Cukup banyak bahan makanan yang dibeli nenekku, tangan sudah lumayan pegal membawa belanjaan, kemudian nenekku mengajakku untuk beli jaje bali. Jaje bali ini bisa disebut juga kayak jajanan pasar bali, mirip-mirip sih dengan di Jawa kayak ada surabi mini yang disebut laklak, ongol-ongol yang disebut cenil dan masih banyak lagi. Karena aku sebetulnya kurang suka jaje bali, jadi aku hanya beli laklaknya saya, sejenis surabi yang diberi kelapa parut kemudian disiram dengan gula merah cair. Setelah selesai membungkus, kami segera pulang dan bebersih.
Setelah pulang dari pasar, aku langsung masak sarapan dan makan. Tidak lupa aku makan juga laklak yang sudah dibeli. Sebetulnya sudah lumayan kenyang, tapi karena ada kelapanya dan cuaca sedang panas, takut juga nanti malah jadi basi, makanya lebih baik dimakan sekarang. Kalau dimasukkin ke kulkas juga takutnya malah jadi keras.
Setelah sarapan dan diam sebentar, aku kembali melakukan rutinitas pagiku yaitu olahraga. Karena di Singaraja mataharinya cepat sekali panas, aku tidak anggup rasanya melakukan olahraga seperti yang biasa aku lakukan di Bandung, jadi aku hanya olahraga tipis. Kalau mau olahraga yang lebih kerasa, biasanya aku olahraga didalam kamar yang ada ACnya. Jujur deh ga kuat banget lama-lama diluar, baru mandi juga rasanya udah pengen mandi lagi.
…
Siang ini aku tidak memiliki rencana apa-apa, jadi aku hanya menghabiskan waktu di rumah dengan nenekku. Kebetulan Tante dan Omku sedang pergi jadi rumah rasanya sepi karena hanya ada 3 orang. Aku baru ada meeting nanti sore, dan rencananya aku akan pergi ke salah satu cafe didekat rumah untuk bekerja nanti. Siang ini aku dan nenekku sedang mengobrol, mengenai makanan-makanan tradisional, kemudian aku teringat beberapa tahun lalu nenekku pernah membuatkanku ketimus, jajanan pasar dari singkong yang rasanya manis. Namun karena saat itu aku masih kecil, aku belum diajak untuk membuat makanan tersebut.
Aku meminta nenekku untuk mengajariku cara membuat ketimus. Aku cukup menyukai jajanan pasar ini karena mengenyangkan juga. Untungnya semua bahan yang diperlukan ada, jadi bisa langsung membuat.
Pertama aku diminta oleh nenekku untuk memarut singkong, yang ternyata cukup sulit bahkan sampai tanganku ikut keparut. Ya namanya juga belajar yaa.. Setelah singkong diparut semua, baru dicampurkan dengan kelapa parut, gula merah cair dan sedikit tepung. Setelah semuanya tercampur rata, baru deh dibungkus dengan daun pisang. Kaena kemarin di rumah banyak pisang, aku dan nenekku ngide untuk masukin pidang ditengah ketimusnya biar lebih kerasa manisnya. Mudah kan?
Setelah itu tinggal di kukus aja dan jadi dehh! Setelah matang, aku dan nenekku langsung memakannya dan enakk! Seru deh aku sambil bikin konten juga loh! Kalau kalian mau nonton bisa cek kontennya di Tiktok dan Instagram aku yaa!
…
Hari sudah mulai sore, karena aku ada perlu meeting, aku pergi ke salah satu cafe yang ada di dekat rumah. Letak cafenya sangat enak karena di pinggi pantai jadi pemandangannya laut dan tentunya matahari terbenam karena sudah sore. Benar-benar sebuah pengalaman yang tak terlupakan karena meeting dengan pemandangan baru. Nama cafenya adalah Cafe Nau, yang ada di Pantai Penimbangan.
Kopi disini harganya cukup terjangkau dan pilihannya banyak, tidak hanya kopi tapi ada matcha latte, dan minuman lainnya. Wifinya juga cukup kencang jadi nyaman untuk dipakai belajar ataupun bekerja. Disini aku memesan Kopi Nau, signature menunya mereka. Raanya seperti kopi susu yang diberikan ovomaltine gitu, aku request less sugar jadi rasanya memang tidak terlalu manis.
Aku bekerja sampai sore sampai matari benar-benar tenggelam. Setelah itu aku kembali ke rumah menggunakan gojek, yang harganya hanya 7500. Murah banget deh biaya hidup disini, selama beberapa hari aku disini, beberapa kali aku kaget dengan harga barang ataupun makanan yang aku temui.