Solo Travelling Pertama Kali ke Bali! Part 3
Perjalanan dari Gilimanuk ke Singaraja memakan waktu sekitar 2,5 jam. Namun perjalanan tidak terasa karena pemandangan yang disuguhkan selama perjalanan sangat memanjakan mata. Mulai dari hutan, perkampungan, tambak udang, sampai taman nasional dengan monyet-monyet lucu menunggu di pinggir jalan. Tapi tentunya monyet itu tidak boleh kita kasih makan yaa..
Kebetulan aku dijemput oleh supirku yang ada di Singaraja, namun kalau kalian mau ke Singaraja, kalian bisa menaiki angkutan umum. Angkutan umumnya seperti angkot, tapi angkutan umum ini hanya ada sampai siang, jadi kalau kalian tiba di Pelabuhan sore ke malam, sepertinya akan kesulitan menemukan angkutan umum ke Singaraja.
Jurusan bus ke Singaraja juga tidak ada, jadi memang agak sulit. Walaupun lebih dekat kalau dari Gilimanuk langsung ke Singaraja, namun kalau untuk kendaraan umu, akan lebih mudah apabila kalian ke Denpasar terlebih dahulu baru menggunakan travel/angkutan kota lagi untuk ke Singaraja, karena pilihannya jauh lebih banyak dan harganya pun beragam.
…
Baru perjalanan sekitar 5 menit dari pelabuhan, kami berhenti makan terlebih dahulu. Ya sudah sekitar jam 3 dan aku belum makan siang. Sebenarnya ini karena kemarin bus banyak berhenti, jadi waktu sampainya mundur. Yang seharusnya makan siang kita sudah di Denpasar, ini baru sampai di Gilimanuk, itupun sudah lewat dari makan siang.
Kami berhenti di Ayam Betutu Men Tempeh, katanya sih ayam betutu yang cukup terkenal. Siapa sih yang ga cari ayam betutu ketika di Gilimanuk, ini makanan yang paling terkenal kalau di Gilimanuk, pasti harus coba ayam betutunya.
Aku memesan 3 porsi karena kebetulan ada 1 temanku dan 1 supir. Kita makan bersama, sambil mereka menceritakan juga kondisi di Singaraja yang sangat panas, jadi katanya aku harus siap-siap. Kalau kalian memesan 1 porsi ayam betutu, kalian akan dapat sepiring nasi, satu potong ayam betutu beserta kuahnya yang enaaak sekali, sayur urab, kacang tanah goreng dan sambal matah. Wah bener-bener waktu masuk ke mulut rasanya enak sekali, perpaduan asin dari kuah betutu, manis dari kacang dan pedas dari sambal matah dan sayur urabnya, semuanya menyatu di mulut.
Walaupun menggunakan ayam kampung, tapi dagingnya terasa lembut, Bahkan langsung terlepas dari tulang padahal baru disentuh. Satu porsi habis dalam sekejap, selain karena lapar juga karena sambalnya yang pedas, membuat makan jadi lebih cepat. Tidak lupa ditutup dengan es teh tawar ditengah panasnya cuaca di Bali sangat pas menutup makan siang kali ini.
…
Aku tiba di rumah nenek sekitar jam 4 sore, aku langsung mandi karena sudah sekitar 1 hari aku tidak bebersih. Ketika aku mandi, aku baru merasakan bahwa ternyata pergelangan kakiku bengkak. Ternyata perjalanan lewat darat lumayan melelahkan, dan kita perlu sering meluruskan kaki. Ini terjadi karena setiap kali berhenti aku hanya duduk saja, sedangkan aku melihat orang lain pasti berdiri atau kalau berhentinya lumayan lama mereka akan turun dan jalan-jalan.
Malam harinya aku habiskan dengan mengobrol bersama nenek, om, tanteku, dan tentunya menikmati suasana malam di Bali. Aku masih bisa melihat bintang bertaburan tepat melalui pintu kamar. Indah sekali dan sangat sunyi. Betul-betul perjalanan yang menyenangkan, hari pertama ditutup dengan langit malam yang indah…