Solo Travelling Pertama Kali ke Bali! Part 1

Natasha Setyamukti
3 min readNov 27, 2023

--

Siapa sih yang ga kagum dengan keindahan Pulau Bali? Mulai dari keseniannya yang sangat banyak dan masih kental, masyarakatnya yang sangat ramah dan pastinya tempat wisatanya yang tidak tertandingi keindahannya.

Aku merasa bersyukur dan pastinya memiliki kebanggaan tersendiri karena merupakan keturunan Bali. Aku dikenalkan budaya Bali sejak kecil, dan semakin aku bertumbuh, aku semakin jatuh cinta dengan Bali. Biasanya setiap tahun aku dan keluarga akan pulang ke Bali, menengok nenek dan pastinya liburan juga. Nah tahun ini, ceritanya akan sedikit berbeda, karena aku akan solo travelling ke Bali!

Yes ini adalah solo travelling pertamaku, melintas laut dengan perjalanan yang cukup panjang. Aku akan menaiki bis untuk menuju ke Bali. Mungkin banyak orang yang bertanya kenapa ga naik pesawat aja, kan lebih cepet? iya, untuk lebih cepat betul, tapi diperjalanan kali ini, aku ingin belajar menjalani hidup dengan lebih tenang, tidak terburu-buru, agar bisa lebih memaknai apapun yang akan terjadi.

Siapa sih yang ga sadar, kalau dalam keseharian, seringkali kita terburu-buru dalam melakukan segala hal. Rasanya semua sudah dalam mode autopilot, tidak lagi perlu berpikir, semuanya sudah berjalan. Hal ini tentunya akan berdampak buruk bila terus menerus dilakukan, karena kita jadi tidak bisa memaknai apapun yang terjadi dalam hidup kita, karena semuanya serba autopilot. Rasanya semua biasa saja, padahal TIDAK. Pasti dalam satu hari ada hal baru yang kita alami dan kita temui, tinggal bagaimana kita mau melihat dan memaknai hal tersebut.

Cukup lama bagiku untuk menyadari hal itu, aku sudah tenggelam dalam rutinitas yang begitu-begitu saja setiap harinya, sampai lupa memaknai apa yang aku lakukan, dan akhirnya berujung sulit mengontrol emosi, lelah berkepanjangan dan banyak hal negatif lain yang aku rasakan. Awalnya aku merasa biasa saja, tapi lama kelamaan aku merasa ada yang tidak benar dengan diriku, ini bukan Tasha yang aku kenal.

Akhirnya aku mencoba untuk mulai journalling, yang sebenarnya sudah sering aku lakukan. Cara ini sudah sering aku lakukan, ketika aku merasa bingung, marah, sedih atau bahkan senang, biasanya journalling menjadi jalan keluarnya. Aku menuliskan semua hal yang menganjal di kepala dan biasanya setelah menulis aku merasa lebih baik, namun kali ini berbeda. Rasanya mau menulis sebanyak apapun, aku masih memiliki suatu hal yang mengganjal. Aku bahkan sampai mengikuti beberapa kelas journalling dan mental health, namun ternyata masih sama saja.

Cukup lama sampai aku menyadari, ternyata yang aku perlukan adalah keluar dari rutinitas. Mungkin karena itu juga aku jadi kurang memaknai apapun yang ada di sekitarku, semua terasa berlalu begitu saja tanpa pemaknaan. Saat itu juga yang pertama kali terlintas di benakku adalah Bali. Rasanya Bali memiliki sejuta alasan untuk membawaku kesana.

Akhirnya aku memutuskan untuk melakukan perjalanan pendek ke Bali, selama kurang lebih 3 minggu, untuk berjarak sebentar dari rutinitas, mencari hal baru bahkan menemukan hidup baru, agar bisa kembali memaknai hidup yang akhir-akhir ini hilang. Aku langsung memesan tiket bus Bandung Bali, dan mempersiapkan diri untuk perjalanan yang baru. Ya, hanya tiket berangkat, karena aku akan membiarkan diriku terbawa dengan suasana yang entah akan seperti apa nanti…

--

--

No responses yet