Self Navigating The Organization, with Joongla and Labtek Indie!

Natasha Setyamukti
4 min readJan 8, 2025

--

Mengelola organisasi di dunia bisnis bukanlah hal yang mudah, apalagi dalam industri F&B yang penuh dinamika dan persaingan ketat. Dalam situasi seperti ini, kemampuan self-navigating di dalam organisasi menjadi keterampilan yang sangat penting. Tidak hanya membantu individu untuk tetap relevan dan produktif, tetapi juga mendukung perusahaan dalam mencapai tujuan kolektifnya. Kemarin, aku, sebagai fasilitator, bersama Labtek Indie mengadakan sebuah sesi pelatihan untuk Joongla, salah satu bisnis FnB di kota Bandung. Dalam sesi ini, para peserta akan mengeksplorasi bagaimana self-navigating dapat diterapkan secara efektif dalam lingkungan perusahaan FnB— dari memahami peran dan tanggung jawab hingga beradaptasi dengan perubahan yang cepat di industri ini.

Sebelum masuk ke cerita selama sesi pelatihan, kenalan dulu dengan Joongla yuk! Memiliki makna yang sangat unik dan mendalam, nama Joongla diekstrak dari bahasa Spanyol, dengan makna hutan sebagai pusat kehidupan. Kegelisahan mengenai minimnya arsip makanan Indonesia, rendahnya kesadaran masyarakat di kota terhadap pola konsumsi yang dipilih serta kurangnya ruang diskusi mengenai gastronomi nusantara membuat kak Mauludynna, Founder Joongla membangun bisnis ini.

Memiliki visi untuk menyebarkan cerita gastronomi Indonesia ke dunia dengan misi mengarsipkan eksperimen gastronomi Indonesia versi masa kini, mempromosikannya dan semangat kolektif dengan mengajak individu maupun entitas lintas profesi untuk berkolaborasi. Bersama dengan timnya, kak Mauludynna sudah berhasil menawarkan lebih dari 5 set menu dari berbagai daerah di Indonesia yang disajikan dalam bentuk fine dining. Keren kan?

Di sesi kemarin, total ada 7 orang tim Joongla yang akan menjadi peserta, terdiri dari tim juru masak dan tim back office. Diawali dengan pemaparan materi dari kak Amanda Mita mengenai design thinking dan iceberg model, kemudian dilanjutkan dengan sesi mengisi canvas self reflection.

Canvas self reflection adalah salah satu metode yang digunakan untuk lebih mengenal diri, dimana para peserta diminta untuk memetakan apa yang menjadi tujuan hidupnya (north star), kemudian apa saja yang sudah mereka miliki yang bisa mendukung mereka mencapai mimpi tersebut (wind) serta hal apa saja yang menahan mereka untuk menggapai mimpi tersebut (anchor). “aduh apa ya bingung” adalah salah satu celetukan yang sering muncul selama sesi ini.

Setelah mengisi canvas pribadi, mereka diminta untuk saling mengisi canvas temannya. Menerima masukan ataupun ide dari orang lain merupakan tahapan yang sangat penting dalam self reflection, karena ada banyak hal yang seringkali luput dari penglihatan kita namun terlihat jelas di orang lain. Sesi berjalan selama kurang lebih 15 menit dan ini menjadi sesi yang sangat menyenangkan. Berikut salah satu celetukan yang menurutku menarik “wah aku ga tau mau nulis apa tentang Bu A” celetuk salah satu peserta. “nah berarti Bu A sama B harus nongki nih abis ini!” timbal yang lain. Bayangkan apabila sesi itu tidak ada, mungkin mereka tidak akan mengenal lebih jauh dan pekerjaan akhirnya hanya rutinitas semata. Hal lain yang menarik adalah ketika mereka membaca canvas yang sudah diisi oleh teman-temannya, ada yang bertanya, ada yang tertawa ada juga yang jadi berpikir setelah membacanya.

Setelah mengenal diri melalui self reflection canvas, barulah kita masuk ke sesi Kepingan Joongla, dimana para peserta sebagai tim Joongla akan memetakan apa sih sebenarnya purpose dan outcome Joongla, tidak hanya dari sisi founder tapi juga dari tim yang menjalaninya sehari-hari. Setelah itu, mereka diminta untuk memetakan strategy, structure, people, motivation dan process agar bisa mencapai purpose dan outcome yang sudah dipetakan sebelumnya. Sesi ini dilaksanakan sekitar 60 menit, dan merupakan sesi aktif dimana para peserta dapat saling melengkapi poin yang dituliskan dan mendiskusikannya.

Kini, masing-masing peserta sudah memiliki 3 canvas, 1 canvas self reflection yang diisi mandiri, 1 canvas self reflection yang diisi oleh peserta lain dan 1 canvas Kepingan Joongla. Selanjutnya, kak Amanda Mita kembali memaparkan materi mengenai Start With Why sebagai materi pengantar sebelum masuk ke sesi terakhir. Materi ini merupakan materi yang diadaptasi dari buku Start With Why karya Simon Sinek. Sesuai dengan sesi terakhir para peserta dimana mereka akan diminta membaca semua canvas yang sudah dibuat dan menyelaraskan diri sehingga bisa berkontribusi dengan maksimal di tempat mereka bekerja sambil mencapai goals yang mereka inginkan, dengan mengisi canvas What, How dan Why. Dibagi dalam 2 kelompok, masing-masing peserta diminta untuk menceritakan canvas terakhir yang mereka buat sambil menutup sesi dengan pertanyaan terakhir andalan Labtek Indie “kalau sesi hari ini diibaratkan buah, buah apakah itu?”. Jawaban tentunya beragam, dan satu jawaban menarik perhatianku, ketika ada yang menjawab buah anggur. Alasannya karena dari sesi ini ada banyak sekali hal yang bisa dipetik sama seperti buah anggur. Unik ya?

Tidak terasa sesi yang dimulai pukul 9 pagi sudah berlalu, kini waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang. Sesi hari ini adalah sesi yang sangat menarik dan menyenangkan, membahas mengenai pentingnya dan bagaimana kita bisa mengenal diri sendiri sebelum bisa berkontribusi lebih di tempat lain, tentunya dengan menemukan your why sebelum memulai apapun. Aku juga belajar banyak mengenai business mapping, dan metode-metode baru yang sangat menambah wawasanku. Semoga apa yang dibagikan hari ini bisa bermanfaat bagi tim Joongla yaa!

--

--

No responses yet