Pengalamanku Interview
Sudah cukup lama aku tidak menulis disini. Rasanya lagi stuck banget, ga ada ide mau nulis apa. Jadi hari ini aku mau sharing aja pengalamanku interview sampai saat ini.
Sebenarnya sudah cukup lama aku daftar komunitas, tapi akhir-akhir ini rasanya banyak sekali yang perlu interview (selain organisasi juga ada). Awalnya takut, takut salah ngomong takut bingung mau ngomong apa dan lain sebagainya. Ya, seringkali ekspektasi kita jauh lebih seram dibandingkan dengan kenyataan. Otak kita membuat banyak sekali skenario yang buruk sehingga rasanya ingin menghentikan waktu.
Saat libur kenaikan kelas, aku mendaftar di beberapa kegiatan, ada daftar internship, daftar kelas, daftar organisasi dan masih banyak lagi. Dan kebanyakan dari mereka mengadakan interview, setelah lolos seleksi berkas. Awalnya aku berpikir berkali-kali setelah melihat adanya tahapan interview, namun setelah dipikir kembali, hal itu bisa menjadi saat untuk diriku keluar dari zona nyaman, menambah pengalaman dan mencoba hal baru. Sekalian juga untuk membuktikan apakah skenario yang ada di otakku benar.
Setelah daftar, senangnya aku selalu lolos saat seleksi berkas, terutama di organisasi. Saat mendapat pemberitahuan mengenai siapa yang lolos, aku senang sekali, selama ini aku bekerja keras untuk membuat CV, bahkan beberapa ada yang meminta motivation letter dan aku berhasil mengerjakannya dengan baik. Tapi setelah dibaca sampai kebawah, mereka akan menuliskan “sampai bertemu di sesi interview yaa yang akan dilaksanakan pada..”. Saat itulah aku mulai deg-degan sampai hari H. Banyak banget ketakutan yang ada dalam diriku.
Sampai pada hari H, akhirnya aku harus masuk ke ruang zoom. Di beberapa interview pertamaku, aku gugup sekali, bingung mau jawab apa saat diberi pertanyaan dan gemeteran. Hasil dari interview itu pun berbeda-beda. Ada yang keterima dan ada juga yang akhirnya ditolak. Sampai akhirnya, sampai detik ini, aku sudah melaksanakan lebih dari 10 interview dan berjalan dengan baik. Ya walaupun deg-degannya masih ada, tapi pas interview ga gemeteran dan bingung. Disini aku bisa membuktikan pada diriku, bahwa aku bisa kok keluar dari zona nyamanku, tanpa perlu ada orang lain yang memaksaku. Semua ini kembali ke tujuan diri sendiri, apakah kamu mau atau ngga. Kalau mau, apapun akan bisa berjalan kok, kalau memang sudah menutup diri, mau kita berusaha seperti apapun, tidak akan ada jalannya.
— — — — -
Selain melakukan interview, pastinya interviewer memiliki pengaruh yang cukup besar. Interviewer yang jutek seringkali membuat kita ketakutan atau deg-degan berlebihan sedangkan interviewer yang santai dan ramah pasti akan membuat jalannya interview lebih baik.
Hari ini aku melakukan 2 interview sekaligus, untuk suatu event dan sebuah organisasi. Di interview event, jujur saja interviewernya jutek banget sampe bikin gemeteran dan bingung mau jawab apa, padahal dulu aku sempat mengobrol dengan mereka. Tapi karena vibesnya yang menegangkan, akhirnya aku panik dan aku merasa kurang maksimal di interview tersebut.
Namun di interview selanjutnya, interviewernya ramah dan sangat baik. Dia bilang jangan panik dan kalau ada pertanyaan yang memang kamu tidak bisa jawab, ya gapapa, daripada jawabannya malah bohong dan terkesan termaksa. Disini aku merasa sangat tenang. Padahal interview pertama hanya berjalan sekitar 5 menit dan interview kedua berjalan lebih dari 15 menit, tapi yang kedua lebih mengalir sehingga jatuhnya kayak cerita dan tidak ada gap antara pelamar dan interviewer.
Ya walaupun interviewer merupakan hal yang di luar kendali kita, menurutku hal ini merupakan hal yang baik untuk dibahas juga, tidak hanya membahas dari sisi pelamar. Disini aku hanya ingin membagikan kisahku mengalami interview. Untuk teman-teman yang masih mencoba, semangat ya! aku yakin kalau kalian bertekad untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba, pasti akan ada jalannya kok. Dan ketakutan itu harus kita hadapi dan lawan, bukan malah kabur untuk menghindarinya, karena hal itu hanya akan menambah masalah baru dan membuat kamu diam di satu titik yang sama terus.