Bagaimana Menjaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi? #MentalHealthRangersSatuPersen
Hai semuanya, perkenalkan aku Natasha, salah satu Mental Health Rangers representasi Satu Persen. Pada tulisanku kali ini, aku mau membahas tentang mental health nih, menarik banget kan.. Yuk langsung aja kalian scroll kebawah dan simak pembahasannya!
Menjaga Kesehatan Mental Di Masa Pandemi
Pada masa pandemi ini, rasanya kita jadi mudah lelah karena bekerja dalam satu tempat dan melakukan aktivitas lainnya hanya dalam satu ruangan. Secara tidak langsung hal itu membuat kita jadi mudah lelah karena kita tidak memiliki ruang untuk beristirahat dari pekerjaan.
Maka dari itu semakin banyak orang yang mengeluhkan masalah kesehatan mental. Walaupun begitu, selama berkegiatan di rumah, kita jadi lebih bisa belajar mengelola emosi dan mindfull dalam melakukan aktivititas. Ada banyak kegiatan yang bisa kita lakukan seperti melakukan meditasi, yoga atau sekedar melakukan refleksi. Beberapa hal kecil yang kita lakukan sebenarnya bisa kok membantu menjaga kesehatan mental, seperti
- Membagi ruangan antara ruang untukberistirahat dan ruang untuk bekerja. Membagi ruang membuat kita jadi memiliki waktu istirahat di tengah kesibukan bekerja. Hal itu penting untuk menjaga kesehatan mental kita karena istirahat itu sangat diperlukan bukan hanya untuk kesehatan fisik tapi juga mental.
- Membuat jadwal harian. Hal ini mungkin terkesan remeh, namun membuat jadwal harian bisa membuat kalian bekerja secara lebih terstruktur dan membantu mengurangi stress.
- Tetap menjaga interaksi sosial. Sebagai mahkluk sosial, kita tentu memerlukan interaksi untuk kelangsungan hidup. Walaupun pandemi, kita bisa tetap berkomunikasi dengan chat atau videocall.
- Membatasi pengunaan media sosial karena penggunaan media sosial yang berlebihan bisa membuat kita jadi mudah cemas dan overthinking.
Kata mental health, mungkin masih asing terdengar di telinga. Tapi tahukah kamu, kesehatan mental adalah salah satu aspek di dalam tubuh yang harus kamu jaga. Bagi kebanyakan orang, kesehatan fisik lebih penting dibandingkan kesehatan mental, padahal kalau kita tidak sehat mental, kita tidak bisa disebut sehat.
Apa Saja Ciri-Ciri Orang Yang Sehat Mental?
Orang memiliki mental yang sehat pastinya memiliki perbedaan dengan orang yang tidak sehat mental, apa sajakah itu? Pertama, kita mampu mengelola emosi kita. Orang yang sehat mental biasanya memiliki mood yang terkendali dan memiliki kemampuan pengendalian diri yang baik.
Kedua, orang yang sehat mental, akan memiliki optimisme lebih tinggi terhadap suatu hal dibandingkan orang yang tidak sehat mental. Ciri ketiga adalah terbuka dan mampu menerima kritik dari orang lain. Memang tidak semua kritik harus kita terima, tapi sikap terbuka ini sangat penting.
Ciri terakhir orang yang sehat mental adalah mudah bangkit dari kegagalan atau keterpurukan. Orang yang sehat mental mampu berpikir positif dan melihat segala sesuatu dari sudut pandang positif.
Walaupun isu kesehatan mental masih sering dianggap tabu, sudah cukup banyak orang yang menyuarakan isu ini loh. Baik membuat kampanye, menyebarkan informasi kesehatan mental dan masih banyak lagi. Bahkan cukup banyak artis yang sudah menyuarakan isu ini salah satunya Mima Syafa yang sering membuka diskusi mengenai kesehatan mental.
Apa Yang Membuat Isu Ini Dianggap Tabu?
Isu kesehatan mental masih sering dianggap tabu oleh masyarakat terutama olah masyarakat Indonesia. Satu alasan yang paling utama adalah karena kurangnya edukasi mengenai hal ini sehingga kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mental. Selain itu masih ada banyak hal yang menyebabkan isu ini maish diangap tabu yaitu,
Pertama karena kata ‘kesehatan mental’ masih berorientasi pada orang yang sakit jiwa (gila), padahal kesehatan mental dan ‘gila’ itu memiliki makna yang berbeda. Tidak semua orang dengan gangguan kesehatan mental bisa menyakiti.
Kedua, kita masih sering menganggap bahwa kesehatan mental tidak penting dan merupakan kesalahan sendiri.
Terakhir, orang dengan kesehatan mental rendah seringkali menganggapnya sebagai kelemahan sehingga merasa malu untuk menyuarakan atau meminta bantuan pada profesional.
Kalau kita kerucutkan permasalahan ini di Indonesia, sebenarnya ada beberapa hal yang membuat isu ini masih minim penanganannya. Seperti masih kurangnya tenaga kesehatan mental.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar dari Kemenkes RI, Indonesia hanya memiliki 2500 psikolog klinis dan 600–800 psikiater. Dimana dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 250 juta orang, berarti 1 psikiater harus melayani 300.000–400.000 pasien. Selain itu, penyebaran psikolog dan psikiater di Indonesia masih belum merata sehingga ada beberapa wilayah yang belum memiliki psikolog atau psikiater.
Masalah kedua adalah kurangnya fasilitas kesehatan mental yang disediakan oleh pemerintah. Selain itu, aksesnya juga masih kurang untuk masyarakat, misalnya BPJS yang hanya bisa diakses di masyarakat kota.
Dan dari data 2018, Indonesia hanya memiliki 48 rumah sakit jiwa, dan ada 9 provinsi yang tidak memiliki rumah sakit jiwa.
Masalah terakhir adalah karena stigma negatif yang beranggapan bahwa kesehatan mental adalah orang yang sakit jiwa. Seperti misalnya ada orang yang stress, dibilang kerasukan jin terus yang panic attack dibilang lebay dan sebagainya, bahkan sampai ada pemasungan. Stigma negatif ini bisa ada karena masih kurangnya edukasi kesehatan mental kepada masyarakat.
Nah setelah mengetahui ciri-ciri orang sehat mental dan kenapa isu ini masih jarang diketahui masyarakat, apakah kalian tahu apa definisi dari kesehatan mental?
Menurut WHO kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya.
Kesehatan mental dan gangguan mental memiliki pengertian yang berbeda yaa..seseorang bisa punya kesehatan mental yang kurang baik tapi tidak mengidap gangguan mental.
Lalu kenapa sih menjaga kesehatan mental itu penting? Orang dengan sehat mental, berarti mereka menyadari pentingnya peduli terhadap diri sendiri. Bisa disebut juga sebagai self awareness atau kesadaran diri untuk memperhatikan dan memedulikan diri.
Kesehatan mental berkaitan dengan kesehatan fisik kita. Kalau mental kita ga sehat, kita tidak akan mendapatkan kesehatan fisik yang seutuhnya. Penelitian sudah membuktikan bahwa tanpa mental yang baik, kita akan lebih mudah terserang penyakit.
Kedua kesehatan mental bisa berpengaruh terhadap kehidupan sosial seseorang. Orang dengan masalah kesehatan mental seringkali memiliki permasalahan terkait relasi, perawatan diri, komunikasi dan lain sebagainya. Selain itu, hal ini juga berlaku sebaliknya. Apabila lingkungan sosial sehat, kesehatan mental kitapun akan baik.
Ketiga, dengan kesehatan mental yang baik, kita akan lebih bersemangat dalam berkegiatan. Kita juga tidak akan mudah stress dan lebih optimis dalam menjalani kegiatan. Kesehatan mental yang baik juga bisa membuat seseorang memiliki fokus dan kemampuan konsentrasi yang baik. Maka dari itu menjaga kesehatan mental harus kita jaga sejak dini.
Orang dari berbagai usia bisa saja mengalami gangguan kesehatan mental, maka dari itu, edukasi mengenai kesehatan mental harus sudah diberikan sejak dini.
Apa Saja Sih Jenis Kesehatan Mental? Apakah Semuanya Sama?
Kesehatan mental merupakan isu yang sangat luas, kayaknya tidak akan cukup kalau semuanya aku bahas di blog ini. Jadi sekarang aku akan membahas isu kesehatan mental secara singkat yaa.. Kesehatan mental sendiri ada cukup banyak jenisnya, dan kali ini aku akan membahas 3 dari sekian banyak jenis kesehatan mental.
Pertama adalah gangguan kecemasan, atau lebih sering disebut anxiety disorder. Biasanya, penderita akan merespons benda atau situasi tertentu dengan sangat ketakutan, disertai gejala panik seperti detak jantung yang cepat dan berkeringat. Jadi gangguan mental ini akan membuat penderitanya panik, cemas dan khawatir berlebihan.
Kedua adalah gangguan obsesif-kompulsif atau lebih sering disebut sebagai Obsessive-compulsive disorder (OCD). Penderita OCD akan sering mengalami pikiran obsesif dan perilaku kompulsif. Ada pikiran, gambar, atau dorongan yang tidak diinginkan dan tidak menyenangkan memasuki pikiran dan menyebabkan rasa cemas, jijik, takut atau tidak senang.
Contohnya adalah saat orang yang takut terkena penyakit sehingga terus menerus membersihkan tangannya, setiap 5 menit padahal ia tidak menyentuh apapun.
Terakhir adalah gangguan stress pasca trauma, atau lebih sering disebut sebagai Post-traumatic stress disorder (PTSD). PTSD adalah kondisi yang dapat berkembang setelah kejadian traumatis, seperti pelecehan seksual, kekerasan, kecelakaan, bencana alam, atau kematian seseorang yang dicintai.
Walaupun terlihat menyeramkan, semua gangguan kesehatan mental itu bisa diobati kok. Kalian bisa menghubungi psikolog atau psikiater untuk mendiskusi permasalahanmu. Atau kalian juga bisa mendiskusikannya dengan social workers, marriage counselor, mental health nurse practitioners, life coach atau bahkan pastoral counselor.
Lalu, Bagaimana Kita Menjaga Kesehatan Mental?
Menjaga kesehatan mental, bisa kalian mulai dari hal kecil dan kegiatan keseharian loh.
- Menjalin hubungan dengan orang lain. Sebagai mahkluk sosial, pastinya manusia perlu berkomunikasi, perlu dukungan dan perlu didengarkan. Menjalin hubungan dengan orang lain terbukti bisa membantu meminimalisir masalah emosional karena kalian bisa berbagi cerita dengan teman dan mendapatkan solusi serta dukungan.
- Tetap aktif berkegiatan. Aktif berkegiatan bukan berarti kalian sibuk 24 jam bekerja, tapi kalian bisa mengerjakan suatu kegiatan yang mendukung kesehatan mental. Seperti berolahraga, meditasi atau melakukan hobi. Ketika kamu sedang berpikir negatif yang membuatmu mengalami depresi atau semacamnya, hobi bisa mengalihkan fokus pikiranmu. Sebab kamu akan disibukkan dengan suatu aktivitas yang mampu membuka pikiran untuk hal-hal yang lebih bermanfaat.
- Belajar mengendalikan stress dan mengelola emosi. Salah satu kegiatan yang bisa kalian lakukan untuk kegiatan ini adalah dengan melakukan meditasi.
- Menerapkan pola hidup sehat, dengan makan makanan sehat, rutin berolahraga dan memiliki pola tidur yang baik. Sering berolahraga juga penting untuk meningkatkan kepercayaan terhadap diri sendiri. Selain itu, aktivitas fisik juga bisa membantumu agar lebih berkonsentrasi. Selain itu, pilihan makanan yang kaya akan gizi sangat baik untuk perkembangan pola pikir. Pola tidur yang kurang baik juga bisa berpengaruh terhadap kondisi emosioal kita serta konsentrasi yang kurang.
- Rutin melakukan refleksi untuk menemukan makna dan tujuan hidup. Kesehatan mental sudah pastinya harus melihat tolak ukur yang selama ini kamu lakukan dan kamu alami. Agar kualitas hidup terus membaik, kamu perlu melakukan evaluasi diri untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang harus diperbaiki. Demikian juga dengan hal-hal positif yang perlu ditingkatkan untuk menunjang aktivitas berikutnya.
Tips-tips di atas tidak harus langsung kalian dilakukan sekaligus di waktu bersamaan. Butuh waktu untuk bisa melaksanakan semua itu, dan prosesnya belum tentu berjalan lancar kok, jadi santai aja dan nikmati prosesnya. Seperti kehidupan, selalu ada tantangan untuk menuju kesuksesan tetapi itu menjadikan kita manusia memiliki kesehatan mental yang kuat.
Buat yang masih bingung atau mengalami beberapa permasalahan terkait kesehatan mental, kalian bisa banget nih, ikut layanan online konselingnya Satu Persen, dengan cek link dibawah ini:
https://satupersen.net/layanan/konsultasi/konseling
atau mengikuti tes online dari Satu Persen, dimana disana ada banyak banget tes yang bisa kalian coba. Ada tes untuk lebih mengenali diri, mengetahui kesehatan mental, tipe-tipe manusia dan masih banyak lagi yang pastinya seru-seru banget. Bisa kalian cek di link:
Okee, mungkin segitu dulu sharingku mengenai mental health, semoga apa yang aku bagikan bisa menginspirasi kalian dan membuat kalian lebih peduli dengan kesehatan mental yaaa. Sampai bertemu di tulisanku selanjutnyaaa…