Menerapkan Sopan Santun dan Etika Di Masa Pandemi#EducationRangerSatuPersen

Natasha Setyamukti
6 min readMar 10, 2021

--

Hai semuanya, perkenalkan aku Natasha, salah satu Education Rangers representasi Satu Persen. Pada tulisanku kali ini, aku akan membahas mengenai salah satu hal yang menurutku harus diajarkan di sekolah nih, menarik banget kan.. Apalagi di masa pandemi ini, kayaknya edukasi udah jadi konten yang deket banget sama kita, para pelajar. Yuk langsung aja kalian scroll kebawah dan simak pembahasannya!

SITUASI PENDIDIKAN DI MASA PANDEMI

Buat kita para pelajar, rasanya pembelajaran jarak jauh ini sangat membebani. Entah karena fasilitas yang tidak memadai karena pemindahan cara belajar yang tiba-tiba, tugas yang semakin banyak atau kurangnya interaksi secara tiba-tiba. Hal itu membuat kita tertekan, lelah bahkan sampai ada yang menarik diri dari lingkungan.

Tentunya semua pihak bingung, ketika dihadapkan dengan kondisi seperti ini, baik guru, murid, orang tua, bahkan menteri pendidikan. Semua bingung mencari solusi, agar proses pembelajaran kembali lancar seperti dulu.

Cek juga video ini yaaa!

Sudah satu tahun kita belajar di masa pandemi, tapi rasanya proses pembelajaran masih gitu-gitu aja, membosankan. Guru hanya memberikan tugas dan melakukan penilaian, tanpa adanya pendekatan kepada murid, sehingga murid merasa tertekan karena tidak di pedulikan.

Orang tua di rumah pun rasanya tidak memperdulikan para pelajar, mereka dianggap sibuk dengan tugas, sehingga orang tua mengabaikan, dengan harapan tidak menganggu.

Padahal hal tersebut bisa membuat pelajar jadi semakin tertekan, karena kurang perhatian, belum lagi di masa PJJ ini, pelajar kurang berinteraksi dengan teman sebaya.

APA DAMPAK RASA TERTEKAN BAGI PELAJAR?

Perasaan tertekan ini membawa dampak yang cukup besar loh, kepada kualitas pendidikan para pelajar. Dari yang awalnya berdampak kecil, apabila dibiarkan bisa jadi berdampak besar.

Yang awalnya tidak disadari, dibiarkan sampai akhirnya menumpuk dan meledak. Sebagai contoh, tugas yang terlalu banyak dan menumpuk membuat siswa kebingungan, mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu.

Ada beberapa pelajar yang akhirnya mengerjakan tugas secara terpaksa, dimana hal itu bisa membuat siswa tidak mengerti pelajaran sepenuhnya. Jadi dia mengerjakan hanya agar selesai, mengerti atau tidak ya urusan terakhir.

Ada juga pelajar yang memutuskan tidak mengerjakan tugas karena merasa lelah, baik secara fisik maupun secara mental. Ia kehilangan waktu untuk bermain atau berinteraksi baik dengan keluarga, atau teman sebaya.

Photo by Ahmed Nishaath on Unsplash

Tanpa disadari, sebenarnya kekurangan interaksi ini bisa berdampak besar loh.Bisa jadi anti sosial, stress dan masih banyak lagi.

Walaupun membawa dampak negatif, ada juga kok dampak positif yang kita dapatkan dari pembelajaran jarak jauh ini. Karena tugas yang diberikan guru atau lama waktu untuk bersekolah, berada di luar kendali kita, lebih baik kita fokus ke hal yang bisa kita kontrol.

Baca Juga: Mengenal Filsafat

Nah apa aja sih dampak positif yang bisa kita dapatkan dari proses pembelajaran jarak jauh ini?

Ada satu hal yang harus selalu kita ingat, bahwa kita harus fokus ke hal yang bisa kita kontrol, seperti misalnya bagaimana reaksi kita terhadap tugas yang diberikan guru, atau bagaimana kita membuat jadwal agar tugas bisa selesai semua.

Di waktu senggang, mungkin kalian bisa mempelajari lebih dalam tentang hobi kalian, yang selama masa sekolah dulu belum sempat didalami. Kalian juga bisa belajar banyak keahlian baru, misalnya belajar main gitar atau menggambar. Ada kok dampak positif yang didapatkan dari proses pembelajaran jarak jauh ini, yang penting kacamata kalian positif.

Semua terjadi pasti ada alasannya kok, so always see in a positive way. Memang tidak mudah, tapi dengan melihat dari sisi positif, niscaya hidup kita akan jadi lebih tenang dan bahagia..

Walaupun ada dampak positifnya, aku rasa sebagian besar dari kita pasti pernah merasa putus asa atau bosan dengan pembelajaran jarak jauh ini. Iya kan? Tahu kah kalian, pengalaman itu bisa membuat kita jadi mengembangkan satu sikap baru, yang sebenarnya kurang baik, yaitu sikap acuh tak acuh.

APA ITU SIKAP ACUH TAK ACUH?

Sikap acuh tak acuh adalah sebuah sikap, dimana kita tidak peduli dengan beberapa hal, padahal sebenarnya kita sadar bahwa suatu hal itu penting.

Misalnya kita mengabaikan orang yang berbicara, padahal kita tahu bahwa sopan santun yang berlaku, mewajibkan kita untuk mendengarkan orang yang berbicara.

APA SAJA YANG BISA DIKATEGORIKAN SEBAGAI SIKAP ACUH TAK ACUH?

Ada banyak hal yang bisa dikategorikan sebagai sikap acuh tak acuh loh. Sebagai seorang pelajar, tentunya kita pernah diajarkan budi pekerti/sopan santun, baik oleh guru maupun oleh orang tua.

Namun sadarkah kalian, kalau selama pembelajaran jarak jauh ini, ilmu budi pekerti atau lebih sering disebut sopan santun jarang kita terapkan?

Coba kalian renungkan, apa saja sih sopan santun yang diajarkan oleh guru atau orang tua kalian? Mendengarkan ketika orang lain berbicara? Menatap mata lawan bicara? Atau menyapa orang?

Sopan santun itu seringkali tidak kita laksanakan, terutama di masa pandemi ini. Misalnya saat guru memberi tugas di grup chat, apakah kita menyapa guru? Apakah kita memberi respon? Baik itu membalas “oke” atau sekedar berterimakasih?

Aku rasa, tidak semua pelajar melakukan hal itu, padahal hal kecil itu bisa berdampak besar loh. Tanggapan kita bisa memberitahu respon kita, dan respon kita bisa mempengaruhi hari seseorang!

Pernah kah kalian merasa senang saat gebetan kalian membalas chat kalian? Atau orang yang kalian sayangi membalas chat kalian dengan kata manis? Seneng banget kan rasanya?

Itulah mengapa memberi tanggapan, baik singkat maupun panjang sangat diperlukan, selain diperlukan untuk suatu jawaban tapi juga untuk bersedekah karena bisa membahagiakan hidup seseorang.

Baca juga: Bagaimana Meningkatkan daya Ingat

Selanjutnya adalah mendengarkan ketika lawan bicara kita berbicara. Kalian pernah ga sih waktu orang tua ngomong kalian, lagu dari HP terus jalan, dan kalian jadi tidak mendengarkan apa kata orang tua, sampai akhirnya kalian nanya ulang dan orang tua kalian jadi emosi?

Aku rasanya sebagian besar dari kalian pernah mengalami hal itu. Entah karena lagu yang lagi didengerin seru banget, atau lagi nonton youtube yang seruuu.

Nah itu juga jadi satu hal yang sering kita abaikan, padahal seharusnya kita mendengarkan orang yang sedang berbicara dengan baik, apalagi orang yang lebih dewasa dibandingkan kita.

Ada baiknya kita mengubah sikap ini, misalnya dengan mencabut headset ketika orang tua berbicara atau bahkan sekedar menghentikan video atau lagu yang sedang kita dengarkan sejenak. Hal itu bisa berdampak baik bukan hanya untuk kalian, tapi juga untuk lawan bicara kalian.

Terakhir, hal yang sering kita abaikan adalah menatap lawan bicara saat berkomunikasi. Mungkin tidak semua orang merasa nyaman melakukan ini, namun ini adalah etika yang menurutku baik. Dengan menatap lawan bicara, mereka akan merasa didengarkan dan dihargai.

Coba bayangkan, diri kalian yang sedang berbicara dan lawan bicara kalian tidak melihat kalian, entah melihat ke sudut lain, membayangkan hal lain atau terus menatap layar handphone. Pasti ga enak kan? Rasanya kayak tidak dianggap, dan kalian jadi ngerasa sia-sia aja ngomong sama mereka. Begitupun sebaliknya, apabila lawan bicara kalian, diperlakukan seperti itu.

Kan sekarang kita tidak bertatap muka, gimana dong kak, cara menerapkan poin yang satu ini? Yes, memang cukup sulit untuk melaksanakan poin ini di tengah PJJ, tapi kalian bisa memulainya di rumah, misalnya saat orang tua berbicara, kalian menatap matanya bukan sibuk melihat instagram. Atau kalau sedang ada meeting kelas, kalian bisa membuka kamera kalian agar guru kalian atau yang sedang berbicara merasa dihargai.

Photo by Guillaume de Germain on Unsplash

Sopan santun merupakan hal yang penting, apalagi di masa sekolah, karena sopan santun harus diajarkan dan diterapkan sejak dini. Yuk, kita bisa mulai dengan menerapkan ketiga sopan santun di atas, mendengarkan ketika orang lain bicara, menatap mata lawan bicara dan membalas pesan atau menyapa seseorang.

Buat yang masih bingung atau mengalami beberapa permasalahan terkait masalah pendidikan, produktivitas dan lainnya, kalian bisa banget nih, ikut layanan online konselingnya Satu Persen, dengan cek “MentoringSatuPersen”

Atau kalian juga bisa mengikuti tes online dari Satu Persen, dimana disana ada banyak banget tes yang bisa kalian coba. Ada tes untuk lebih mengenali diri, mengetahui kesehatan mental, tipe-tipe manusia dan masih banyak lagi yang pastinya seru-seru banget.

Okeee mungkin segitu dulu sharingku tentang sopan santun yang seharusnya diajarkan sekolah dan diterapkan di masa pembelajaran, terutama di masa PJJ ini. Semoga bisa bermanfaat dan bisa membantu mengembangkan diri kalian yaa, atleast Satu Persen setiap harinya.

Referensi:

Merdeka.com

Kompas.com

--

--

No responses yet