Belajar Bisa Dari Mana Saja Loh! #EducationRangersSatuPersen

Natasha Setyamukti
6 min readMar 24, 2021

--

Hai Perseners, perkenalkan aku Natasha, salah satu Education Rangers representasi Satu Persen. Pada tulisanku kali ini, aku akan membahas mengenai salah satu hal yang menurutku harus diajarkan di sekolah nih, menarik banget kan.. Apalagi di masa pandemi ini, kayaknya edukasi udah jadi konten yang deket banget sama kita, para pelajar. Yuk langsung aja kalian scroll kebawah dan simak pembahasannya!

Belajar Itu Apa sih?

Photo by Windows on Unsplash

Menurut KBBI, belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Bisa diartikan juga sebagai berlatih atau perubahan tingkah laku atau tanggapan yang yang disebabkan oleh pengalaman.

Selain itu, belajar juga bisa berarti suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Dari kedua pengertian tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa lokasi belajar, pengajar maupun konten yang diajarkan bisa beragam yaa. Yang pastinya proses pembelajaran ini harus memberikan dampak bagi kehidupan kita.

Dampak Dari Belajar

Namun, tahu kah kamu dampak dari pembelajaran ada yang baik dan yang buruk? Contohnya kayak gimana nih kak?

Contoh dampak buruk dari belajar adalah disaat kita belajar merokok atau belajar menggunakan narkoba misalnya. Hal itu bisa berdampak buruk, bagi kehidupan kita, salah satunya menyebabkan kecanduan pada hal terlarang.

Namun selain dampak buruk, ada loh dampak positif yang didapatkan dari belajar, misalnya saat belajar mengenai matematika. Dampak baik yang kita dapatkan, kita jadi mahir berhitung cepat, atau saat belajar sopan santun, kita jadi lebih dihargai.

Semua proses belajar, yang baik maupun yang buruk tergantung dari kita, kita yang memilih apa yang mau dipelajari dan dampak apa yang akan kita didapatkan. Maka dari itu, kita harus bijak dalam memilih hal yang ingin dipelajari, agar tidak terjerumus ke hal negatif.

Baca juga: Mengenal Tipe Kepribadian RIASEC

Proses Pembelajaran Satu Arah

Ada banyak cara yang bisa kita lakukan loh, untuk mempelajari sesuatu. Tapi tahukah kamu, ada 2 teknik pembelajaran yang masih sering digunakan di sekolah. Mau tahu apa saja? Yuk lanjut dibaca…

Sampai sekarang, masih banyak sekolah yang melakukan proses pembelajaran dengan teknik satu arah. Dimana murid hanya mendengarkan, dan harus mengerti apa yang diajarkan guru. Guru yang menjelaskan juga, seringkali hanya memaksa, tidak memberi penjelasan kenapa mempelajari suatu hal menjadi penting.

Hal itu seringkali membuat murid merasa malas dan kehilangan semangat belajar. Selain karena pembelajaran satu arah, beberapa anak juga bisa jadi merasa malas, saat pendapatnya selalu disanggah dan disalahkan.

Menurutku, mendengarkan pendapat murid merupakan hal yang baik dan masih perlu dikembangkan di Indonesia. Masih banyak sekolah yang melarang muridnya berpendapat atau selalu menolak dan menyalahkan pendapat murid, padahal mungkin, murid ingin diajak berdiskusi atau sekedar didengarkan.

Kalaupun pendapat murid salah, ada baiknya guru menolak dengan sopan dan memberi penjelasan, bukan hanya menolak dengan kasar tanpa alasan. Ga enak juga kalau ditinggal pacar tanpa alasan jelas kan? hihihi

Ada satu kalimat yang memotivasiku agar lebih berani bertanya. Orang yang bertanya kepada gurunya kemudian ditertawakan, gurunya lah yang lebih bodoh dibandingkan muridnya. Lebih bodoh lagi orang yang tidak berani bertanya saat belajar dan lebih bodoh lagi teman yang menertawakan temannya saat bertanya, karena menunjukkan bahwa dirinya lebih bodoh, tidak bisa menghargai sebuah pertanyaan.

Jadi, sebagai anak muda, kita harus lebih berani untuk berpendapat dan bertanya yaa, tidak perlu merasa takut salah atau takut dengan pendapat orang lain, karena tidak ada pertanyaan yang bodoh dan layak untuk ditertawakan.

Belajar Hanya Dari Buku

Selain proses pembelajaran yang satu arah, terkadang masih sering ada proses pembelajaran yang hanya terpatok dengan buku. Misalnya, guru hanya menjelaskan materi yang terdapat di buku, memberi penjelasan singkat di papan dan meminta murid untuk mengerjakan tugas atau soal ulangan.

Menurutku, cara belajar seperti ini juga kurang efektif, karena selain lagi-lagi menerapkan proses pembelajaran satu arah, hal ini akan membosankan, apalagi untuk murid yang sedang tidak semangat belajar.

Dimana mereka hanya harus membaca dan menulis, padahal mungkin mereka ingin bermain. Untuk anak yang memiliki energi cukup besar juga, proses pembelajaran ini membosankan karena hanya duduk tanpa adanya gerak fisik apapun.

Padahal, ada loh cara asik untuk mengemas materi pembelajaran agar proses ngajar mengajar tidak membosankan. Misalnya dengan membuatnya jadi nyanyian (nyanyian yang membuat murid lebih mudah mengingat materi), bermain kartu yang berkaitan dengan materi, melakukan games atau bahkan melakukan praktek.

Photo by Holly Mandarich on Unsplash

Sebagai contoh, kita belajar mengenai tumbuh kembang tanaman. Guru bisa mengajak anak ke kebun untuk menanam, dan mengamati proses tumbuh kembang tanaman tersebut. Selain lebih nyata, murid juga akan lebih mengingat materi pembelajaran, karena cara penyampaiannya yang menyenangkan dan unik.

Selain itu, dengan melakukan praktek, guru jadi bisa lebih dekat dengan murid loh, dengan banyak berdiskusi dan berinteraksi. Jadi selain belajar, kegiatan ini juga bisa meningkatkan bonding antara murid dan guru.

Proses pembelajaran yang menyenangkan, terbukti bisa membuat bahan belajar lebih menempel di otak para murid.

Belajar Di Masa Modern

Di masa modern dan serba maju seperti sekarang ini, ada banyak sarana yag bisa kita gunakan untuk belajar. Bahkan sekarang, sosial media bisa menjadi sarana untuk belajar, seperti Instagram. Kalau kita follow orang yang mengedukasi, kita pun secara ga langsung jadi belajar banyak hal baru. Youtube dan Spotifypun, bisa loh dijadikan sarana belajar, baik mata pelajaran maupun pengembangan diri.

Belum lagi aplikasi belajar yang sekarang banyak yang gratis, kalian bisa akses dengan mudah dan belajar banyak hal baru. Terutama di masa pandemi seperti ini, ada banyak webinar atau kelas pembelajaran yang gratis, dengan pengajar bersertifikat dan sebagainya.

Dulu orang bilang, buku adalah jendela dunia, namun seiring berjalannya waktu, selain buku ada banyak hal yang bisa jadi jendela dunia loh.

Dari pengalamanku, aku banyak mengikuti kegiatan dan organisasi, apalagi di masa pandemi ini. Dan dari organisasi serta kegiatanku, aku jadi punya banyak kenalan yang tersebar di seluruh dunia.

Kegiatan awal yang aku ikuti adalah sebuah kelas berproyek, dan dari kegiatan itu aku mendapatkan kenalan dari seluruh Indonesia, tersebar hampir di semua pulau. Kemudian aku mulai banyak mengikuti kegiatan organisasi dan dari sana aku dapat banyak kenalan bahkan ada yang di luar negeri.

Dari kegiatan-kegiatan ini, aku belajar banyak hal loh, tidak hanya belajar materi yang ada di kelas itu, tapi juga belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik, bagaimana percaya diri dan masih banyak lagi. Yang terkadang tidak kita sadari bahwa kita sedang belajar.

Tapi, bijaklah dalam memilih yaa… jangan sampai salah pilih kegiatan juga yang akhirnya bikin kalian jadi capek. Sebelum memilih pastikan disesuaikan dengan jadwal dan kemampuan diri yaa..

Baca Juga: Kebiasaan Buruk Mengganggu Produktivitas? Kenali Dampak dan Cara Mengendalikannya!

Belajar Bisa Dari Mana Saja

Proses pembelajaran bisa dilakukan dimana saja, kapan saja dengan siapapun loh. Bahkan dengan tukang bakso yang lewat di depan rumah kalian, pasti kalian bisa mempelajari hal baru.

Misalnya belajar membuat bakso atau bahkan belajar matematika perhitungan dalam berjualan. Jadi jangan terpaku bahwa belajar harus selalu di sekolah atau universitas.

Kita sering terpaku kalau belajar itu harus dari sekolah, harus guru yang kasih tugas, baru kita mau mencari tahu sesuatu. Padahal belajar itu ga harus disuruh loh, Perseners.

Belajar Sebagai Kesadaran Diri

Belajar harus dimulai dari kesadaran diri karena kalau dipaksa ga akan masuk juga. Pasti kalian semua pernah kan ngalamin begini.

Guru memaksa kalian untuk belajar atau kalian dipaksa belajar karena ulangan dadakan. Pastinya materi yang dipahami atau diingat hanya sedikit, atau bahkan hanya ingat disaat sebelum ulangan dan setelah itu dilupakan semua. Ya kann? Hayoo ngaku.

Sebenarnya, kita tidak bisa memaksa mereka yang merasa ga butuh, karena selain buang-buang tenaga, pastinya akan buang-buang waktu juga.

Belajar harus dimulai dari kemauan diri, karena untuk mempelajari suatu hal, ada 2 hal yang diperlukan yaitu kemauan dan kemampuan, dan kemampuan pertama yang yang diperlukan adalah mampu untuk mau melakukannya.

Memang kata-kata diatas berbelit-belit dan sulit di mengerti, tapi coba deh kalian baca perlahan,maknanya dalam lohh.. Kalau dari dalam diri kita tidak ada kemauan untuk belajar, mau kita diajarin sama Einstein juga ga akan masuk materinya..

Ibaratnya kita ga bisa isi botol kalau tutupnya ga dibuka kan. Jadi kita ga bisa ngisi (memberikan pelajaran dan sebagainya) kalau tutupnya tidak dibuka (dia ga mau membuka hati dan pikiran utk menerima dan belajar).

Buat kalian yang masih bingung atau mengalami beberapa permasalahan terkait masalah pendidikan, produktivitas dan lainnya, kalian bisa banget nih, ikut layanan online konselingnya Satu Persen, dengan cek “MentoringSatuPersen”

Atau kalian juga bisa mengikuti tes online dari Satu Persen, dimana disana ada banyak banget tes yang bisa kalian coba. Ada tes untuk lebih mengenali diri, mengetahui kesehatan mental, tipe-tipe manusia dan masih banyak lagi yang pastinya seru-seru banget.

Nah gimana nih sharingku kali ini? Semoga bisa menginspirasi kalian dan membuat kalian lebih bersemangat lagi dalam mengembangkan diri yaa! Setidaknya berkembang 1% setiap harinyaa..

--

--

No responses yet